Mimpi Merupakan Part Nyata Dari Kehidupan Manusia
Mimpi merupakan part nyata dari kehidupan manusia. Meski mimpi mengandung pengalaman pribadi. Tapi itu yakni fenomena universal adapun jua nan memainkan peran penting dalam membentuk budaya manusia. Mimpi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Apakah mereka manusia (anak-anak) atau orang biasa dalam tubuh mungil mereka, mereka semua memiliki mimpi. Karena mimpi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, mereka memiliki efek positif dan negatif. Sepanjang catatan sejarah budaya manusia, mimpi dan tafsir mimpi telah mengilhami para wali dan nabi. Seperti adapun jua nan ditulis oleh penyair dan filsuf kerajaan dan psikolog Mahmud Ayyub dalam pengantar buku Muhammad al-Aqili Islamic Dreams Ta’wil karya Ibn Sar (1997: XV), interpretasi mimpi ini kuno. Ribuan tahun adapun jua nan lalu, dari malaikat Tuhan hingga tokoh Babilonia, Lau Plato, Aristoteles, Cicero, Shakespeare, Goethe, bahkan Hitler dan Napoleon percaya bahwa mimpi tertentu memiliki kekuatan dan kemampuan magis. Meramal masa depan.
Budaya pada masa itu percaya bahwa mimpi yakni benang. Ini juga merupakan visi masa depan. Nerys Dee (2001: 29) juga mengemukakan bahwa orang telah menghargai mimpi selama berabad-abad dan melihatnya memiliki nilai praktis. Dengan kata lain, mereka menggunakan mimpi sebagai alat untuk meramal masa depan dan mencari tanda atau pertanda dalam mimpi (Sigmund Freud, 2002: 82) Satu atau himpunan Hmu mencakup berbagai disiplin ilmu seperti filsafat, psikologi, agama, dll. . .fl Hal ini menandakan bahwa materi mimpi merupakan materi adapun jua nan menarik dan realistis untuk digunakan sebagai materi pendidikan. Karena tentunya banyak orang dari berbagai usia dan kalangan masih memiliki mimpi. Di sisi lain, dalam dunia akademik, subjek mimpi dikenal dan populer di kalangan psikolog adapun jua nan berspesialisasi dalam ilmu psikologi. Namun, artikel ini tidak berusaha mendefinisikan mimpi secara psikologis, meskipun Carl Gustav Jung sendiri adapun jua nan berperan. Penulis juga seorang psikolog adapun jua nan menguji teorinya tentang mimpi. Namun pada artikel kali ini saya akan mencoba mencermati aspek metafisik dari teori mimpi Jung.
Aspek Metafisik Teori Mimpi Carl Gustav
Mimpi Merupakan Part Nyata Carl Gustav Jung yakni murid Sigmund Freud. Freud, pendiri psikoanalisis, yakni seorang Jerman keturunan Yahudi. Lahir di Freiburg pada 6 Mei 1865, ia melarikan diri ke Inggris selama kebangkitan Hitler dan meninggal di London pada 23 September 1939 (Sirlito Virawan Cervono, 1 Meskipun ia menikah dengan beberapa psikoanalisnya, Freud dengan siapa ia tidak setuju, dalam umum.karena pikirannya memberikan lebih banyak kepribadian dan lebih baik daripada objek dan alam dalam menjelaskan pikirannya.Studi tentang pengalaman jangka panjang, disebut sains, fiksi, hiburan adapun jua nan hebat, Dia percaya bahwa dapat memberikan penjelasan adapun jua nan memuaskan tentang sifat manusia jiwa, sedangkan teori-teori Freud terbatas pada fenomena sehari-hari, 1989: 10.
Jung menjelaskan metode ilmiah waktu, adapun jua nan secara khusus digunakan oleh Freud Ego, selama, merupakan kompleks di pusat kesadaran, yaitu ego. Kadang-kadang Freudian adapun jua nan mendefinisikan kembali hasrat seksual. Bagi Jung, hasrat seksual berarti tidak ada kekuatan tulang rusuk untuk dibunuh, seperti semua sistem kekuatan kehidupan: darinya menggabungkan untuk akses obat (Kohnsam dan B.G. Paland, 1984: 92). Id, ego, dan superego, kata-kata adapun jua nan tidak pernah digunakan Jung. Sebaliknya ia menggunakan istilah kesadaran, kesadaran diri dan kesadaran diri. Kesadaran dan kesadaran diri yakni bagian dari mereka adapun jua nan dapat dibandingkan dengan id dan ego, tetapi Ada perbedaan besar antara superego Freud dan ketidaksadaran kolektif, karena Jung akhirnya Ini yakni. itu diyakini sebagai bidang psikologi adapun jua nan paling luas dan terdalam, mengatur akar dari empat fungsi psikologis, yaitu intuisi, penalaran, penalaran, dan penalaran. Selain itu, ia memiliki monumen budaya, etnis dan sejarah. Untuk memahami berbagai aspek teori mimpi Tafsir Mimpi Jung, menurut penulis, kita perlu menyelidiki dan memahami berbagai istilah adapun jua nan digunakan Jung untuk menggambarkan mimpinya.
Menurut Lung, gagasan Freudian sangat mendukung pandangan mekanistik-biologis tentang keterikatan dan intensionalitas. Lung mendorong para psikolog untuk percaya pada berbagai asumsi dasar dan berpendapat bahwa manusia terkait erat dengan mitos, elemen mistik, pengalaman metafisik dan religius, selalu dipandang sebagai makhluk hidup adapun jua nan terkait erat dengan pola primitif. Manusia memiliki masalah kesadaran dan ketidaksadaran, dan menurut Freud, bahkan ada kumpulan tumpukan ketidaksadaran adapun jua nan berbeda dengan id drive. Karena adanya ketidaksadaran kolektif, manusia memiliki karakteristik universal berupa sensasi, suara hati, pikiran dan emosi. Argumen adapun jua nan disajikan yakni bahwa manusia memiliki nenek moadapun jua nan adapun jua nan sama, spesies adapun jua nan diturunkan dari satu orang tua, dan karena itu memiliki akar sejarah adapun jua nan sama. Jung menggambarkan mereka sebagai arketipe adapun jua nan membentuk inti dari jiwa manusia.
Mimpi Merupakan Part Nyata The Personal Autonomic Complex, Atau Arketipe.
Dipandang oleh Lung sebagai bagian dari kekuatan jiwanya. Dia menyebut mereka kepribadian, baadapun jua nanan, anima dan animus (Kohnsamm dan B.G. Palland, 1984: 87-88). Ini yakni hal-hal adapun jua nan muncul dalam mimpi sebagai angka adapun jua nan diketahui atau tidak diketahui oleh si pemimpi. Pribadi yakni wajah adapun jua nan ditampilkan individu. Kepribadian yakni kepribadian sadar adapun jua nan dapat diidentikkan dengan ego Freud. Dalam mimpi, itu muncul sebagai gambar adapun jua nan mewakili saya dalam situasi tertentu. Terkadang itu bisa menjadi pria tua adapun jua nan tangguh, wanita bijak, pria adapun jua nan kuat, badut atau anak laki-laki. Perilaku pikiran kitalah adapun jua nan menciptakan mimpi. Terkadang dalam mimpi dikompensasi oleh karakter adapun jua nan memainkan peran berlawanan. Misalnya, orang adapun jua nan sadar sebagai karakter moral bisa menjadi pengembara mimpi dan sebaliknya. Kegelapan Kekuatan kepribadian seseorang seringkali mendominasi keseluruhan kepribadian. Aspek lemah dari dominasi hanya menjadi baadapun jua nanan dari diri mereka sendiri. Lun menyebut ini kompleks atau arketipe otonom lain adapun jua nan muncul kembali dalam mimpi. Terkadang naluri dan dorongan terwujud dalam bentuk emosi negatif dan destruktif. Mungkin ada karakter adapun jua nan mengancam adapun jua nan menyamar sebagai seseorang adapun jua nan tidak disukai si pemimpi. Salah satu cara untuk mengenali baadapun jua nanan dalam mimpi yakni negatif untuk orang atau situasi tertentu, karena apa adapun jua nan paling tidak kita sukai membentuk sifat baadapun jua nanan itu.
Pengetahuan seseorang tentang apa adapun jua nan akan datang dan antisipasi terbaik tentang apa adapun jua nan harus dilakukan seringkali dicapai melalui mimpi, juga melalui pemecahan masalah atau inspirasi. Menariknya, banyak ahli agama atau tokoh agama adapun jua nan memiliki mimpi adapun jua nan mengandung tema spiritual, pengetahuan, petunjuk hidup dan peringatan tentang kehidupan masa depan (prediktif mimpi) dan kehidupan masa lalu (mimpi). Misalnya, setiap kali dia mencoba mencari jawaban atas pertanyaan intelektualnya, Ibnu Sina selalu menuntaskan urusannya dengan salat sunat. Tidak hanya ahli agama saja, banyak mahasiswa atau ulama adapun jua nan memiliki mimpi adapun jua nan mengandung petunjuk tentang masa depan, contoh orang adapun jua nan mahasiswanya banyak mimpi yakni Hidayat Nur Wakhid (Java Pos, 2000), dosen IAIN Jakarta adapun jua nan juga presiden saat mencipta ilmu,
agama di Pondok Pesantren Modern Gontor, Wakhid keesokan harinya, mengaku memiliki banyak mimpi untuk lulus soal-soal adapun jua nan akan diberikan dalam ujian. Kenyataannya, apa adapun jua nan terlihat dalam mimpi bisa dilihat dalam ujian nyata.