Mimpi Melibatkan Kondisi Psikologis

Mimpi Melibatkan Kondisi Psikologis

Mimpi Melibatkan Kondisi Psikologis Seseorang

Mimpi Melibatkan Kondisi Psikologis Calvin (1953) menjelaskan bahwa mimpi mencerminkan persepsi seseorang tentang rintangan yang menghalangi mereka untuk mengalami emosi. Gangguan ini sering disebabkan oleh gagasan tentang figur otoritas yang muncul dalam mimpi. sistem ideologis yang saling bertentangan. Misalnya, satu mimpi melibatkan gagasan tentang seorang pemuda yang bermoral, berpendidikan dan cerdas, sementara yang lain melihat dirinya sebagai seorang sensualis. Pandangan yang kontras ini sering mengganggu satu sama lain. Dia tidak dapat mempertahankan pandangan yang konsisten tentang dirinya sebagai moral atau yang diinginkan.

  1. Analisis Lafaz Terbalik

Analisis buku ini menggunakan faraz yang berlawanan maupun pula berlawanan saat menafsirkan mimpi. Ibnu Qutayba mengatakan: Sebaliknya tafsir lisan sebaliknya: Sebagaimana yang mereka (para ulama) katakan ketika menafsirkan mimpi air mata: Kecuali disertai dengan tangisan atau suara yang keras, sesungguhnya bahagia. Maupun pula dalam kebahagiaan maupun pula tawa: dia benar-benar sedih. Proses analitis ini digambarkan dalam kutipan di atas. Mereka yang bermimpi menangis diartikan sebagai bahagia, tetapi mereka yang bermimpi tertawa berarti sedih. Faktanya, analisis ini didasarkan pada realitas si pemimpi, yang mengarah pada makna yang tidak realistis maupun pula kemungkinan interpretasi yang berlawanan dari simbol yang muncul dalam mimpi. Seperti yang dikatakan Ibnu Qutayba dalam Tabir al-Ruyah. “Bahkan jika Anda memiliki mimpi yang sama, karakter Anda mungkin berubah berbeda karena takdir atau takdir Tuhan, atau karena kesalahan Anda. Karena, seperti yang dikemukakan Ibn Qutayba, penting bagi penafsir untuk mengetahui berbagai aspek perilaku manusia ketika mereka harus memahami perubahan maupun pula perubahan penampilan manusia: musim panas maupun pula musim dingin.Calvin juga menjelaskan dalam jurnalnya Cognitive Symbol Theory of Dreams. “Mengenai banyak simbol untuk referen yang sama, maksudnya disini adalah referen itu sendiri bukanlah referen yang bisa dilambangkan secara berbeda. Sebuah referensi selalu merupakan pengertian dari objek yang diacu. Keuniversalan dari sebuah objek referensi hanya dibatasi oleh jumlah ide-ide yang dapat dikembangkan tentang objek.” Simbolisasi suatu konsep bervariasi dengan ide-ide individu, maupun pula masing-masing belum tentu sama.

Analisa dengan Kitabullah / Al Qur’an  

Analisis ini menggunakan interpretasi maupun pula referensi yang berasal dari Al-Qur’an. Seperti kata “telur” dalam kaitannya dengan wanita (“seolah-olah telur (burung unta) yang terawetkan dengan baik”) menurut firman Allah “Azza wa Jalla” As – Saffat: 49 maupun pula “pohon” Seperti pada kata “ Azza”. wa Jalla’ (‘Mereka seperti – pohon yang tertunduk’) Al – Munafiqun: 4 Pada contoh di atas, kutipan QS ayat 49. Bait keempat Safat yang mengumpamakan telur dengan wanita, maupun pula Al-Munafiqun yang mengkaitkan kayu dengan nifak. Ibnu Qutaibah menjelaskan bahwa orang yang bermimpi tentang telur atau pohon dapat diartikan sesuai dengan ayat Al-Qur’an tersebut di atas tentang wanita maupun pula orang munafik. Demikian pula, penafsir dapat mengutip ayat-ayat yang mengandung atribusi atau metafora, yang disebut ayat Amzar dalam Al-Qur’an. Alquran, kitab suci umat Islam, tidak hanya berisi ayat-ayat iman maupun pula ibadah, tetapi juga berbagai resep. Al-Qur’an tidak hanya memuat ayat-ayat amzar maupun pula dongeng-dongeng yang mendetail, tetapi juga pembahasan tentang kisah-kisah mimpi. Tentang perumpamaan kepada manusia. Hal ini juga ditegaskan oleh Allah SWT dari QS. Al-Kaaf ayat 54: Maupun pula sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepada manusia beberapa kali dalam berbagai perumpamaan di dalam Al-Qur’an ini. Tapi orang-oranglah yang paling banyak berdebat. (Al-Kahfi: 54) Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menggambarkan berbagai perumpamaan tentang manusia untuk menjelaskan perbedaan sifat, perasaan, tabiat maupun pula perilaku manusia itu sendiri. Hal ini berbanding lurus dengan konsep yang dikemukakan oleh Calvin dalam analisis mimpinya mengenai konsep orang yang tercermin dalam mimpi tersebut. Mengutip Calvin, “Melalui analisis mimpi kita dapat menemukan informasi penting maupun pula signifikan tentang dinamika kepribadian,” dinamika kepribadian diwujudkan maupun pula dilambangkan dalam karakter mimpi. Di sisi lain, ayat Amzar Alquran berisi informasi tentang analogi kompleks dengan semua tindakan manusia. Pentingnya informasi ini memungkinkan peneliti untuk menafsirkan bahwa amzar maupun pula ayat-ayat tertentu yang terkandung dalam Al-Qur’an dapat secara tidak langsung dikutip sebagai tafsir mimpi. Oleh karena itu, penting bagi penafsir memiliki keahlian tersendiri dalam mengetahui isi Alquran maupun pula menafsirkannya. Karena ilmu ini digunakan oleh para penafsir untuk mengartikan mimpi. Ibnu Qutaibah, dalam Ta’bir Ar Ru’ya menjelaskan bahwa “penafsir mimpi perlu pembahasan Al-Qur’an, Amzar, berbagai makna maupun pula penjelasannya”.

Mimpi Melibatkan Kondisi Psikologis Analisis dengan Hadist Nabi Muhammad SAW 

Ia juga salah satu sumber yang digunakan dalam tafsir mimpi Tafsir Mimpi Ibnu Qutaibah mengatakan dalam bukunya : Tentang Tafsir maupun pula Hadits Burung Gagak : Dialah Penghancur, karena Nabi Muhammad SAW menjulukinya dengan julukan Penghancur maupun pula Tulang Rusuk .menjadi wanita (“Wanita yang terbuat dari tulang rusuk yang bengkok”), seperti yang tampak dalam hadis di atas teks redaktur hadits di mana dia merujuk pada burung gagak yang dipanggil oleh perusak maupun pula teks hadits tentang tulang rusuk yang dimaksud. Hadits Nabi SAW memiliki banyak analogi. tema atau benda atau makhluk pada orang maupun pula situasi mereka Menurut analisis Al-Qur’an, analisis mimpi maupun pula Hadits menafsirkan sifat mimpi yang muncul dengan perbandingan yang ditemukan dalam artikel utama tulisan Islam. Bemaupun pulaya Hadis itu berasal dari perkataan, perbuatan, akhlak maupun pula diam Rasulullah S.A.W.T.Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT sebagai utusan maupun pula Penutup nabi Namun dalam kehidupan sehari-hari, seperti orang lain, ia tetap berinteraksi dengan orang lain, makan maupun pula minum, serta tidur. Tetapi Nabi berbeda dari yang lain karena dia menerima wahyu yang harus dia sampaikan kepada orang-orang. Al-Qur’an merupakan salah satu wahyu yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW maupun pula tidak hanya diturunkan kepada umat. Namun ia mengamalkannya setiap hari, bahkan semua tindakannya bergantung pada tuntunan Al-Qur’an. Seperti yang disampaikan dalam riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Sa’id bin Hisyam yang menanyakan Aisyah tentang perilaku Nabi Muhammad SAW; Dia mengatakan kepada kami: ‘Abd Al-Razzaq dari Mamar, dari Qatadah, dari Zurarah, dari Sa’ad Ibn Hisham berkata: Saya bertanya kepada Aisha, saya menjawab; Tolong beritahu saya tentang sifat Rasulullah SAW. “Perilakunya adalah Alquran”. Karena segala sesuatu yang Nabi Muhammad lakukan dalam kesehariannya, perbuatannya, perkataannya, tingkah lakunya, maupun pula perkataannya semuanya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an. Keabsahan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia terbaik di alam semesta telah membuat para ulama tertarik untuk menerima maupun pula mengkomunikasikan apa yang dianggap berasal darinya dalam bentuk perkataan, tindakan, tanda-tanda maupun pula diam, yang semuanya setuju.

Baca Juga : Mimpi Muncul Dari Visualisasi
oleh para ulama seperti Hadits Karena perkataan Aisyah di atas, kredibilitas Hadits terbukti menjadi rujukan Islam setelah Al-Qur’an. Selain itu, dalam tafsir mimpi menurut kitab Ta’bir Ar-Ru’ya, hadits Nabi SAW dijadikan sebagai acuan dalam penafsiran mimpi bagi penafsir. Artinya, maupun pula Asbabul Wurud (Alasan Hadits Wahyu). Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Ibnu Qutaibah dalam bukunya Ta’bir Ar Ru’ya. Perumpamaan yang diungkapkan oleh para nabi maupun pula orang bijak Maupun pula seseorang harus belajar dari hadits Nabi SAW maupun pula perumpamaan yang dibuatnya.

Related posts